Jumat, 17 Juni 2011

SINDROM NEFROTIK



A.Definisi.
Sindroma nefrotik merupakan penampakan umum dari beberapa penyakit yang mempengaruhi fungsi glomerulus protein dikeluarkan dlam jumlah berlebih ke melalui urin (Mayo Clinic, 1997). Sedangkan menurut Price et al  (1995) sindrom nefrotik merupakan keadaan klinis dimana terjadi proteinuria masif (>3,5 g/hari), hipoalbuminemia, edema, dan hiperlipidemia. Biasanya kadar BUN dalam keadaan normal.
B. Etiologi
Penyebab umum dari sindrome nefrotik meliputi deabitus melitus, obat-obatan (misalnya: obat anti-inflamasi non-steroid), multiyple myeloma. Glomerulonefritis, systemic lupus erythemathosus.

D. Manifetasi Klinik
Dalam keadaan normal hampir tidak ada protein yang keluar melalui urin. Sindrom nefrotik biasanya mengisyaratkan cedera glomerulos yang berat. Hilangnya protein-protein plasma menyebabkan hipoalbuminemia dan hipoimunoglobulinemia.
Maniefstasi linis dari sindrom nefrotik ini antara lain adalah peningatan kerentanan terhadap infeksi (akibat hipoimunoglobulinemia); edema generalisata, yang disebut dengan anasarka; hiperlipidemia  (peningkatan lemak-lemak plasma) berkaitan dengan hipoalbimunemia.
E. Pemeriksaan Penunjang.
Untuk menegakan diagnosis sindrom nefrotik maka perlu diadakan pemeriksaan darah maupun urin. Jika ternyata ditemukan protein didalam urin maka untuk diagnosis lebih akurat pasien direkomendasikan untuk mendapatkan biopsi ginjal. Biopsi ginjal ini disamping befungsi untuk menegajkan diagnosa yang akurat juga dapat digunakan sebagai sarana untuk memformulasikan pengobatan yang akan dilakukan.
F. Penanganan
Pengobatan sindrom nefrotik terdiri dari obat-obatan kortikosteroid dan immunosupresif yang ditujukan terhadap sifat-sifat lesi , juga diet tinggi protein dan rendah garam, diuretik, kadang-kadang infus albumin IV dan pembatasan aktivitas selama fase akut. Dapat juga diberikan diuretik untuk meningkatkan pengeluaran cairan. Diberikan suplemen protein kecuali apabila dicurigai adanya gagal ginjal  (protein memperburuk gagal ginjal).
Untuk mencegah pasien tertular oleh penyakit lain maka peru juga pemisahan pasien dari sumber-sumber infeksi. Penderita sindrom nefrotik sangat gampang terkena infeksi dan sebelum antibiotik ditemukan mereka sering sekali meninggal akibat empiema, pneumonia,  atau peritonitis.
Penatalaksanaan dalam jangka panjang sangat penting, karena banyak penderita akan mengalami eksaserbasi dan remisi berulang selama berthun-tahun, tetapi dengan semakinlanjutnya hialiniasasi glomerulus, maka proteinuri akan semakin berkurang sedangkan azotemia semakin  berat.


E. Masalah Keperawatan
1.      Masalah Keperawatan
a.       Volume cairan berlebih.
b.      Resiko infeksi
c.       Fatigue
2.     Masalah Kolaborasi
a.       PK: hipoalbuminemia
b.      PK. Proteinuria

Daftar Pustaka:
a. Jong at al, 1977, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta.
b. Joanne et al, Nursinbg Intervention Calsification, Mosby, USA
c. Swearingen. 2001. keperawatn Medikal Bedah. EGC. Jakarta
d. Nanda. 2004. Nursing Diagnosis A Guide to Planning Care. Down load from www.Us.Elsevierhealth.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

blogger by Febtaris Nursuparyanto | Make Money Online