Senin, 09 Mei 2011

ASKEP DECOMPENSASI CORDIS


ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN T DENGAN
GAGAL JANTUNG DI ICCU RS SARDJITO YOGYAKARTA
 


Nama mahasiswa             :  rudi
Tempat praktek               :  Ruang ICCU RS Sardjito Yogyakarta
Tanggal                           : 2 Mei 2005

=======================================================================

I.             Identitas Diri Klien
Nama                     : Ny.P
Umur                      : 70 tahun
Jenis Kelamin         : Perempuan
Alamat                   : Taman KT I / 467 Yogyakarta
Status Perkawinan  : Menikah
Agama                   : Katolik
Suku                      : Jawa
Pendidikan             : SD
Pekerjaan               : Ibu rumah tangga
Tgl MRS                : 2 Mei 2005
Tgl Pengkajian        : 2 Mei 2005
Sumber informasi    : Klien, keluarga, catatan medis


II.          Riwayat Penyakit :
1.      Keluhan utama saat masuk RS : Sesak nafas tiba-tiba

2.      Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien saat tidur tadi malam kurang lebih satu jam sebelum masuk RS tiba-tiba terbangun dan mengeluh sesak nafas, dan segera ke RS Sardjito.

3.      Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien penderita penyakit jantung sejak 3 minggu yang lalu control rutin ke dokter. Tiga minggu yang lalu pasien dirawat di  ICCU RS PKU dengan keluhan nyeri dada kiri, sesak nafas, dan dirawat selama 5 hari. Kemudian BLPL karena sudah membaik
                       
4.      Diagnosa medik pada saat MRS, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang telah dilakukan:
Dx. medis : CHF klasfungsional IV
               Tanggal 2 Mei 2005
               Laboratorium :
§  Hb             : 13,2
§  Al               : 6,91
§  At              : 183
§  AE             : 4,44
§  HMT          : 47,5
§  TP              : 6,1
§  Alb             : 3,6
§  SGOT        : 37
§  SGPT         : 28
§  Cr              : 1,4
§  Urea           : 7,7
§  GDR          : 343
§  Na             : 140,1
§  K               : 3,9
§  Cl               : 109
§  Ca              : 2,21
               EKG :
               - STC, HR 125x/mnt, OMI antero, VPB jarang, Axis : LAD
               Terapi  :
-         Diet Jantung II, rendah Protein 30 gr/hari
-         Ketosteril 3x1
-         CaCO3 3x1
-         Bic Nat 3x1
-         B. complex 3x1
-         Captopril 2x12,5 mg

               Terapi jantung :
-         O2 3 liter/menit
-         Infus asering 20 tpm
-         Cedocard 3 ½
-         Feprax 0,5 mg 2x1
-         Lasix 3x1 amp
-         Lanoxin 1x1
-         Aspar K 2x1

III.       Pengkajian saat ini
1.      Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengaku belum mengetahui mengenai penyakit yang dideritanya secara detil, apalagi tentang komplikasi yang dapat terjadi. Klien ingin mengetahui tentang penyakitnya secara detil. Bila penyakit klien kambuh biasanya klien lengsung memeriksakan diri ke dokter atau ke RS.    

2.      Pola Nutrisi/metabolik
Program Diit RS : DJ II Rendah protein : 30 gram/hari
Intake makanan  : Klien makan dengan frekwensi 3 kali sehari dengan diet yang diberikan RS. Intake mekanan tambahan antara lain adalah snack RS, roti serta buah pisang.
Intake cairan     : Klien minum air putih rata-rata 1200 ml/hari. Infus : Asering 10 tpm.

3.       Pola Eliminasi
a.       BAB : frekwensi 2 kali sehari dengan konsistensi lunak dan bau serta warna khas. Klien mengatakan tidak merasa terganggu dengan perubahan pola BAB-nya.
b.      BAK : Jumlah urine setiap hari rata-rata 1200-1500 ml. Warna urine kuning jernih.

4.      Pola Aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri klien seperti mandi, toileting, berpakaian, berpindah serta ambulasi/ ROM dibantu orang lain = 2
Sedangkan makan/minum dan mobilitas di tempat tidur masih dapat dilakukan klien secara mandiri di tempat tidur = 0

Oksigenisasi : Klien mendapatkan therapy oksigen : 3 liter/menit kalau perlu. Klien mengatakan masih merasa sesak apabila berdiri.
5.      Pola tidur dan istirahat
Klien tidur malam 7-8 jam. Kadang-kadang tidur siang dan tidak mengalami gangguan tidur lagi karena sudah tidak merasa sesak.  

6.      Pola Perceptual
Penglihatan       : Klien mengatakan penglihatannya tidak mengalami gangguan.
Pendengaran     : Klien dapat mendengar dengan jelas tanpa menggunakan alat bantu
Pengecap         : Klien masih dapat membedakan rasa asin, manis, pedas serta asama.
Sensasi             : Klien mengatakan tidak ada masalah sensasi kulit kakinya

7.      Pola Persepsi Diri
Klien mengatakan kadang merasa cemas dengan penyakit yang dideritanya. Klien merasa cemas apabila penyakitnya akan kambuh.
Identitas diri      : Klien menyadari sepenuhnya identitas dirinya
Gambaran diri   : Klien sudah mulai percaya diri dengan penampilannya
Harga diri         : Klien merasa dirinya sangat diperhatikan oleh anak-anaknya
Ideal diri           : Klien mengatakan satu tujuan hidupnya yang paling utama adalah beribadah dengan baik
Peran diri          : Klien mempunyai peran sebagai ibu dari anak-anaknya.

7.      Pola Seksualitas dan reproduksi
Suami pasien sudah meninggal, jadi tidak ada masalah dengan reproduksi dan sek.

8.      Pola peran dan hubungan
Komunikasi klien dengan anaknya berjalan baik.. Sejak sakit biaya hidup dan perawatan rumah sakit klien ditanggung anaknya

9.      Pola managemen koping-stress
Klien mengatakan perubahan yang terbesar dalam hidupnya akhir-akhir ini adalah terpisah dengan suaminya. Pada awalnya klien merasa sangat stres dengan keadaan tersebut sehingga penyakitnya sering kambuh. Tetapi sekarang klien sudah mulai menerima keadaannya dan untuk mengatasi hal tersebut klien selalu berdoa dan berjuang untuk sembuh demi anaknya


10.  Sistem nilai dan keyakinan
Klien beragama katolik, dan selalu mengingat Tuhan pada saat sakit walaupun belum sanggup untuk pergi ke gereja              

IV.        Pemerikasaan Fisik
Keluhan yang dirasakan saat ini : Klien mengatakan masih merasa sesak apabila beraktivitas dan batuk.

TD : 100/65 mmHg         N : 80 x/mnt                 RR : 20 x/mnt               S : 36,7°c
Kepala :
Bentuk Mesocephal, simetris, ukuran normal, nyeri tekan tidak ada. Pupil Isokor, Konjungtiva tidak anemis, sklera unikterik, pandangan kesegala arah normal, visus : 6/6     
Leher   :
         Sikap lurus, nyeri tekan -, gerakan bebas, JVP tidak meningkat, bentuk vertebra lordosis.
Jantung :
Ictus cordis tampak, batas jantung kesan tidak melebar, bunyi jantung I-II normal, reguler, bising-.
Paru   :
Pengembangan simetris kanan kiri, fremitus raba ka=ki, sonor, SD vesikuler ka=ki dan tidak ada suara tambahan.
Abdomen :
Hati dan limpe tak teraba, tympani, supel, peristaltik +, ascites-
Inguinal    :
Klien tidak menggunakan alat bantu untuk berkemih.
Ekstremitas :
Tidak terdapat udema pada kedua kaki, hiperpigmentasi serta vesikel dan keriput.









V.   Analisa Data



 



















  VI.      Diagnosa Keperawatan


1.      Intoleransi aktivitas b.d  ketidak seimbangan antara suplai oksigen/ kebutuhan, tirah baring lama/ immobilisasi.  
2.      Kurang pengetahuan  mengenai kondisi penyakit b.d. kurang pemahaman/ informasi ttg penyakit.








NCP
NO
DX KEPERAWATAN
NOC
NIC
1.



















2.
Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan tidak mengenal dengan sumber informasi



























Intoleransi Aktivitas b/d kelemahan fisik, ketidakseimbangan suplay O2 dgn kebutuhan
Pengetahuan: Proses penyakit
a.   Familiar dengan proses penyakit
b.   Mendeskripsikan proses penyakit
c.   Mendeskripsikan faktor penyebab
d.   Mendeskripsikan faktor resiko
e.   Mendeskripsikan efek penyakit
f.    Mendeskripsikan tanda dan gejala
g.   Mendeskripsikan perjalanan penyakit
h.   Mendeskripsikan tindakan untuk menurunkan progresifitas
i.     Mendeskripsikan komplikasi
j.     Mendeskripsikan tanda dan gejala dari komplikasi
k.   Mendeskripsikan tindakan pencegahan untuk mencegah untuk mencegah komplikasi
l.     Lainnya ____
Skala
1: Tidak pernah
2: Kadang-kadang
3: Jarang
4: Sering
    5: Selalu


    Konservatif energi : tingkat pengelolaan energi aktif untuk memulai dan memelihara aktivitas
    Daya tahan : tingkat dimana energi memampukan pasien untuk beraktivitas
    Toleransi aktivitas : tingkat dimana aktiivitas dapat dilakukan   pasien sesuai energi yang dimiliki
   Kriteria evaluasi :
    Bertoleransi terhadap sktivitas yang biasanya dapat didemonstrasikan dengan daya tahan, konservasi energi,dan perawatan diri : aktivitas sehari-hari ( ADL )
    Mendemonstrasikan konservasi energi ditandai dengna  :
-   Mneyadari keterbatasan energi
-   Menyeimbangkan aktivitas dan istirahat
-   Tingkat daya tahan adekuat untuk aktivitas

Ajarkan: Proses penyakit
a.       Tentukan tingkat pengetahuan keluarga yang berhubungan dengan proses penyakit.
b.       Jelaskan patofisiologi penyakit dan hubungankan dengan anatomi dan fisiologi bersama tim kesehatan lainnya.
c.       Gambarkan tanda dan gejala, proses, penyebab penyakit.
d.       Sediakan informasi tentang kondisi pasien.
e.       Berikan informasi tentang tindakan diagnostik.
f.        Gambarkan rasionalitas dari terapi/perawatan yang diberikan.
g.       Gambarkan komplikasi.
h.       Diskusikan tentang perubahan gaya hidup pada pasien yang mungkin dibutuhkan.
i.         Diskusikan tentang pilihan terapi/perawatan.
j.         Sediakan waktu untuk mengeksplorasi pendapat kedua.
k.       Gali sumber daya pendukung.
l.         Anjurkan keluarga mengenali tanda gejala dan melaporkannya.
m.     Klarifikasi informasi yang diberikan oleh tim kesehatan lain sebelum informasi kita berikan.


Terapi Aktivitas : petunjuk rentang dan bantuan dalam aktivitas fisik, kognitif, sosial, dan spiritual yang spesifik untuk menentukan rentang frekuensi dan durasi aktivitas individu atau kelompok.
    Kaji tanda dan gejala yang menunjukkan ketidaktoleransi terhadap aktivitas dan memerlukan pelaporan terhadap perawat dan dokter
    Tingkatkan pelaksanaan ROM pasif sesuai indikasi
    Jelaskan pla peningkatan terhadap aktivitas
    Buat jadawal latihan aktivitas secara bertahap untuk   pasien dan berikan periode istirahat
    Berkan suport dan libatkan keluarga dalam program terapi
    Berikan reinforcemen untuk pencapaian aktivitas sesuai program latihan
    Kolaborasi ahli fisioterapi
Pengelolaan energi/Energi management : pengaturan penggunaan energi untuk merawat dan mencegah kelelahan dan mengoptimalkan fungsi
    Bantu pasien untuk mengidentifikasi pilihan-pilihan aktivitas
    Rencanakan aktivitas untuk periode dimana   pasien mempunyai energi paliing banyak
    Bantu dengan aktivitas fisik teratur
     ( misalnya ambulasi, transfer, perubahan posisi, perawatan personal ) sesuai kebutuhan
    Batasi rangsangan lingkungan ( kebisisngan dan cahaya ) untuk meningkatkan relaksasi
    Bantu   pasien untuk memonitor diri dengan mengembangkan dan menggunakan dokumetasi tertulis tentang intake kalori dan energi sesuai kebutuhan.
    Tentukan faktor penyebab kelelahan, monitor respon kardiorespiratory ( tacikardi,dypsneu, pucat), monitor respon O2 thd aktivitas, monitor intake nutrisi)
    jarkan pd ps dan kel ttg teknik perawatan diri yg akan meminimalkan konsumsi O2
    Ajarkan ttg pengaturan dan teknik management utk mencegah kelelahan
    Bantu ps utk mengidentifikasi pilihan2 aktivitas
    Bantu pelaksanaan aktifitas fisik scr teratur,anjurkan ps utk makan & istirahat yg cukup

 























Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

blogger by Febtaris Nursuparyanto | Make Money Online