Selasa, 26 Juli 2011

Gastroentritis Akut


I. PENGERTIAN.
Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996). Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (FKUI,1965). Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wong’s,1995). Gastroenteritis adalah kondisis dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan Mayers,1995 ).
Dari keempat pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa Gstroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen.
II. PATOFISIOLOGI.
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada Gastroenteritis akut.
Penularan Gastroenteritis bias melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan multilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.
III. GEJALA KLINIS
Gejala klinis
Gejala klinis
Ringan
Sedang
Berat
Keadaan umum
Kesadaran
Rasa haus
Sirkulasi
Nadi
Respirasi
Pernapasan
Kulit
Uub

Baik (CM)
+

N (120)

Biasa

Agak cekung
Agak cekung
Biasa
Normal
Normal 

Gelisah
++

Cepat

Agak cepat

Cekung
Cekung
Agak kurang
Oliguri
Agak kering

Apatis-koma
+++

Cepat sekali

Kusz maull

Cekung sekali
Cekung sekali
Kurang sekali
Anuri
Kering/asidosis
KETERANGAN :
Ø  Skor :
-          0-2 dehidrasi ringan
-          3-6 dehidrasi sedang
-          7-12 Dehidrasi berat
Ø  Pada anak-anak Ubun Ubun Besar sudah menutup
Ø  Untu k kekenyalan kulit :
-   1 detik         : dehidrasi ringan
-   1-2 detik     : dehidrasi sedang
-   > 2 detik     : dehidrasi berat
V. PENATALAKSANAAN MEDIS.
Kebutuhan Cairan Anak
Tubuh dalam keadaan normal terdiri dari 60 % air dan 40 % zat padat seperti protein, lemak dan mineral. Pada  anak  pemasukan dan pengeluaran harus seimbang, bila terganmggu  harus dilakukan koreksi mungkin dengan cairan parentral, secara matematis keseimbangan cairan pada anak dapat di gambarkan sebagai berikut :
Umur
Berat Badan
Total/24 jam
Kebutuhan Cairan/Kg BB/24 jam
3 hari
10 hari
3 bulan
6bulan
9 bulan
1 tahun
2 tahun
4 tahun
6 tahun
10 tahun
14 tahun
18 tahun
3.0
3.2
5.4
7.3
8.6
9.5
11.8
16.2
20.0
28.7
45.0
54.0
250-300
400-500
750-850
950-1100
1100-1250
1150-1300
1350-1500
1600-1800
1800-2000
2000-2500
2000-2700
2200-2700
80-100
125-150
140-160
130-155
125-165
120-135
115-125
100-1100
90-100
70-85
50-60
40-50

Whaley and Wong (1997), Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil 1998), Suharyono, Aswitha, Halimun (1998) dan Bagian Ilmu Kesehatan anak FK UI (1988), menyatakan  bahwa jumlah cairan yang hilang menurut derajat dehidrasi pada anak di bawah 2 tahun adalah sebagai berikut :
Derajat Dehidrasi
PWL
NWL
CWL
Jumlah
Ringan
Sedang
Berat
50
75
125
100
100
100
25
25
25
175
200
250

Keterangan :
PWL : Previous Water loss (ml/kg BB)
NWL : Normal Water losses (ml/kg BB)
CWL : Concomitant Water losses (ml/kg BB)
Kehilangan berat badan
a.       2,5 % tidak ada dehidrasi
b.      2,5-5% Dehidrasi ringan
c.       5-10 % dehidrasi sedang
d.      > 10% dehidrasi berat
. Diatetik ( pemberian makanan ).
Terafi diatetik adalah pemberian makan dan minum khusus kepada penderita dengan tujuan meringankan,menyembuhkan serta menjaga kesehatan penderita.
Hal – hal yang perlu diperhatikan :
2.4.1. Memberikan Asi.
2.4.2. Memberikan bahan makanan yang mengandung cukup kalori,protein,mineral dan vitamin,makanan harus bersih.
2.5. Obat-obatan.
2.5.1. Obat anti sekresi.
2.5.2. Obat anti spasmolitik.
2.5.3.Obatantibiotik
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium.
1.1. Pemeriksaan tinja.
1.2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup,bila memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau astrup,bila memungkinkan.
1.3. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui pungsi ginjal.
2. pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kuantitatif,terutama dilakukan pada penderita diare kronik.
VII.          PENGKAJIAN
1.    Riwayat kesehatan yang berhubungan dengan faktor pendukung terjadinya diare,  serta bio- psiko- sosio- spiritual.

2.    Keluhan dan pemeriksaan fisik
-   Nyeri/ kolik pada perut bagian bawah yang berkurang dengan pergerakan usus.
-   Malasie.
-   Kadang demam.
-   Peningkatan pengeluaran tinja.
-   Adanya lendir atau pus di dalam tinja.
-   Anoreksia.
-   Penurunan berat badan.
-   Obstruksi intestinal.
-   Peningkatan bising usus (khususnya di kuadran kanan bawah).
-   Tinja yang lembek atau cair.
-   Flatus.

VIII.       DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diare berhubungan dengan malabsorbsi
NOC :
·         Bowel elimination
·         Fliud balance
·         Hydration
·         Electrolyte and acid base balance
Kriteria hasil :
·         Feses berbentuk
·         Menjaga rectal dari iritasi
·         Tidak mengalami diare
·         Mempertahankan turgor kulit
NIC :
Diarhea menegement
·         Evaluasi efek samping pengobatan terhadap gastrointestinal
·         Ajarkan pasien untuk menggunakan obat anti diare
·         Instruksikan keluarga untuk mencatat warna,jumlah, dan frekuensi keluaran feses
·         Evaluasi intake makanan masuk
·         Identifikasi faktor penyebab diare
·         Observasi turgor kulit secara rutin
·         Instruksikan pasien untuk makan rendah serat, tinggi kalori tinggi protein

Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif
NOC :
·         Fluid balance
·         Hydration
·         Ntritional status :food and fluid intake
Kriteria hasil :
·         Mempertahankan urine output sesuai dengan umur
·         Tanda – tanda vital dalam batas normal
·         Tidak ada tanda – tanda dehidrasi
·         Turgor kulit baik

NIC :
Fluid management :
·         Pertahankan intake dan output cairan
·         Monitor tanda-tanda vital
·         Monitor vital sign
·         Kolborasi pemberian cairan IV
·         Motivasi keluarga untuk membantu pasien makan
Hypovolemia management :
·         Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan
·         Monitor tingkat HB dan hematokrit
·         Monitor berat badan
·         Monitor tanda-tanda vital

Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik
NOC : tissue integrity : skin and mocus membranes
Kriteria hasi :
·         Pertahankan integritas kulit
·         Tidak ada lesi kulit
·         Perfusi jaringan baik
·         Tidak ada hypertermi
NIC : pressure management
·         Anjurkan pasien menggunakan pakaian loggar
·         Jaga kebersihan dan kelembapan kulit
·         Monitor kulit tentang adanya kemerahan
·         Monitor mobilisasi dan aktivitas pasien
·         Monitor status nutrisi pasien

Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan intake cairan
NOC :
·         Nutritional status
·         Nutritional status : food and fluid intake
·         Nutritional status : nutrient intake
·         Weight control
Kriteria hasil :
·         Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
·         Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
·         Tidak ada penurunan berat badan yang berarti
NIC : Nutrition Monitoring :
·         Monitor interaksi anak saat makan
·         Monitor turgor kulit
·         Monitor mual dan muntah
·         Monitor pertumbuhan dan perkembangan
·         Monitor pucat, kemerahan pada konjungtiva
·         Monitor lingkungan saat makan
·         Monitor kalori dan intake nutrisi

Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
NOC :
·         Anxiety control
·         Impulse control
Kriteria hasil :
·         Klien mampu mengungkapkan dan mengungkapkan penyebab cemas
·         Vital sign dalam batas normal
·         Tingkat aktivitas tidak menunjukkan kecemasan
NIC :
Anxiety reduction :
·         Gunakan pendekatan yang menenangkan
·         Identifikasi tingkat kecemasan
·         Dorong keluarga untuk menemani anak
·         Jelaskan prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
·         Temani pasien untuk mengurangi rasa takut



DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J., (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2 Jakarata : EGC
Dongoes (2000). Diagnosa Keperawatan. Ed. 8. Jakarta : EGC
Makalah Kuliah . Tidak diterbitkan
Junadi, Purnawan,  1982, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius.
Price, Sylvia Anderson, 1985, Pathofisiologi Konsep klinik Proses-Proses Penyakit, Jakarta: EGC
Soeparman, 1990, Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Pitono Soeparto, dkk. (1997). Gastroenterologi Anak. Surabaya : GRAMIK FK Universitas Airlangga.
Price, Anderson Sylvia. (1997) Patofisiologi. Ed. I. Jakarata : EGC
www.bisnis-febta-asuhankeperawatan.blogspot.com







PATHWAYS
Faktor infeksi            Faktor malabsorbsi               Gangguan peristaltik












 

Endotoksin                Tekanan osmotik        Hiperperistaltik    Hipoperistaltik         
merusak mukosa
usus                     Pergeseran cairan         Makanan tidak   Pertumbuhan bakteri
                                   dan elektrolit ke            sempat diserap
                                   lumen usus                                       Endotoksin berlebih
     
                Hipersekresi cairan
                                                                                             dan elektrolit
                                                 Isi lumen usus


 

                                           Rangsangan pengeluaran      


 

                                                    Hiperperistaltik


 

                                                             Diare






 

 Gangguan keseimbangan cairan               Gangguan keseimbangan elektrolit






 

 Kurang volume cairan (dehidrasi)                   Hiponatremia
                                                                          Hipokalemia
 Pusing, lemah, letih, sinkope, anoreksia,         Penurunan klorida serum
 mual, muntah, haus, oliguri, turgor kulit                                             
kurang, mukosa mulut kering, mata dan     Hipotensi postural, kulit dingin,      ubun-ubun cekung, peningkatan suhu              tremor 
 tubuh, penurunan berat badan                                  kejang, peka rangsang, denyut  jantung cepat dan lemah
(Horne & Swearingen, 2001; Smeltzer & Bare, 2002)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

blogger by Febtaris Nursuparyanto | Make Money Online