Selasa, 18 Januari 2011

CARA PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengertian
Wawancara adalah proses komunikasi dengan tujuan tertentu antara individu dengan individu lain(komonikan).Merupakan langkah nyata, perasaan dan pengertian dengan menggunakan kata-kata, isyarat maupun tindakan – tindakan lain (menurut M. Greenhil).

B. Hal-hal yang diperhatikan dalam Wawancara
1. Mendengarkan dengan penuh perhatian
2. Penunjukan penerimaan
3. menanyakan pertanyaan yang berkaitan dengan pertanyaan terbuka
4. mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri
5. mengklarifikasi
6. memfokuskan
7. menyampaikan hasil observasi
8. menawarkan informaasi


C. Tujuan Wawancara
1. Mampu memahami perilaku orang lain
Seorang perawat harus mampu memahami orang lain. Bila menemukan klien marah, perawat harus menenangkannya, kemudian menanyakan sebab-sebab kemarahannya.
2. Menggali perilaku bila setuju dan tidak setuju
D isini kita menangkap atau mengartikan tingkah laku atau reaksi nonverbal klien terhadap anjuran kita.
Contoh: Perawat akan menyuntik, lalu klien menjawab ”Ya”...tetapi kata ya dari klien seolah-olah ”Ya” yang tidak rela, berarti klien terpaksa mau disuntik.
Menghadapi hal demikian, perlu adanya komunikasi. Sebelum kita melakukan sesuatu terhadap klien, kita perlu menjelaskannya terlebih dahulu tentang maksud pemberian suntikan serta efek samping yang mungkin timbul.
3. Memahami perlunya memberi pujian.
Dalam menggali potensi klien untuk memecahkan masalahnya, perawat perlu memberi pujian dan bantuan untuk memecahkan masalahnya.
Contoh: Pada saat wawancara di rumah klien tentang “Balita dan Kurang Kalori Protein”. Perawat menggali pendapat ibu tentang kebiasaan ibu memberikan makanan kepada anaknya, tetapi porsinya kurang.
Disini perawat berkata “Oh ya. . . . Susunan makanan itu sudah baik tetapi akan lebih baik lagi bila ibu tambahkan lauknya”. Dengan memberi pujian seperti itu, ibu akan senang dan tidak merasa disalahkan.
4. Menciptakan hubungan personal yg baik.
5. Memperoleh informasi tentang situasi / sikap tertentu.
Untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan situasi/sikap tertentu dapat digali dengan mengajukan pertanyaan terbuka.
Contoh: Mengapa anak ibu sakit panas?
Apa yang telah ibu lakukan dalam mengatasi anak ibu yang sakit panas?
6. Untuk meneliti pola kesehatan.
Ini dilakukan bagi klien yang baru masuk rumah sakit dengan tujuan mengetahui kebiasaan klien di rumah, bila mungkin perawat dapat menyesuaikan kebiasaan tersebut atau mengubahnya.
7. Mendorong untuk bertindak.
Mendorong atau mengerahkan supaya klien bertindak atau melakukan suatu kegiatan.
Contoh: Pada klien pasca operasi dibimbing agar mau mobilisasi atau bergerak dengan melatih duduk, makan sendiri kemudian jalan sendiri. Bila ia tidak mau jalan ajaklah bercerita dulu kemudian barulah alihkan untuk latihan jalan.
8. Memberi nasehat.
Di dalam wawancara perawat juga ada yang bersifat memberi nasihat kepada klien. Misalnya saja tindakan mobilisasi klien pasca operasi, tidak jarang klien menolak dengan berbagai alas an. Mungkin juga klien tidak mengerti pentingnya mobilisasi. Jelaskan pada klien tentang tujuan mobilisasi, sehingga klien mau berlatih mobilisasi.
9. Untuk menentukan suatu kesanggupan.
Bila merawat klien di ruangan, banyak kita jumpai klien pasca operasi tidak mau latihan jalan dengan alas an bermacam-macam. Ada yang takut jahitan lepas, ada yang sakit dan sebagainya. Untuk itu perlu kita tanyakan kesanggupannya dengan cara mengajukan pertanyaan sbb:
• Ibu/bapak sudah bisa duduk tanpa bantuan?
• Ibu/bapak bisa mandi sendiri?
• Dan sebagainya.

D. Komponen-komponen yang Terlibat dalam Wawancara
1. Komunikator/klien
Adalah orang yang menyampaikan masalah.
2. Masalah
Adalah sesuatu yang dirasakan kliendimana ia tidak dapat memecahkannya sendiri.
3. Saluran.
Yang dimaksud dengan saluran adalah sarana/alat yang dilalui oleh suara.
4. Penerima.
Adalah orang yang menerima informasi.
5. Tempat.

E. Tehnik Wawancara
1. Inisiatif.
Dalam hal ini perawat dengan sabar mengarahkan klien untuk bicara. Jangan memotong pembicaraan klien, kecuali untuk membantu menemukan kata-kata atau mendorong klien meneruskan pembicaraannya. Berikan kesempatan yang cukup untuk mengutarakan pokok masalah yang dihadapinya.
Contoh: Pasien mengatakan: “Sejak anak saya yang ke-3 lahir, saya menjadi bingung.” Disini ia tidak dapat melanjutkan, emudian kita pancing: “Bingung bagaimana bu. . . .??”
2. Pendekatan tidak langsung.
Perawat hendaknya mengajukan pertanyaan tidak langsung pada masalahnya. Begitu kita ada di ruangan klien (tempat wawancara) kita tanyakan dulu bagaimana keadaannya sekarang dan sebagainya. Jangan gegabah menanyakan apa masalah yang dihadapi, kemungkinan akan menemukan jalan buntu dan masalahnya tidak akan tergalli ke permukaan.
3. Pertanyaan terbuka.
Teknik yang baik supaya hasil wawancara sempurna adalah dengan mengajukan pertanyaan terbuka. Dengan pertanyaan terbuka klien diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengutarakan masalah yang dihadapinya.
Contoh: Bagaimana perasaan ibu setelah masuk rumah sakit? Apa yang ibu rasakan sekarang?


4. Penggunaan aktivitas non verbal.
Dengan penuh perhatian mendengarkan pembicaraan klien serta dengan diselingi beberapa pertanyaan pendek ataupun gerakan non-verbal seperi menganggukkan kepala dan memandang klien tanda kita menanggapi apa yang dibicarakan klien, sehingga dapat menimbulkan rasa puas bagi klien dan akan meneruskan pembicaraannya sampai pokok permasalahannya.
5. Wawancara spontan.
Dengan suasana kekeluargaan kita mengarahkan klien dengan cara santai atau rileks. Sekali-kali diselingi dengan humor supaya klien tidak merasa malu atau canggung. Dengan jalan santai, misal duduk bersama atau duduk berdekatan, menggunakan bahasa yang sederhana, klien tidak akan merasa malu atau canggung menghilangkan kesenjangan diantara mereka.

F. Prinsip-prinsip Wawancara
1. Mempunyai tujuan.
Setiap wawancara selalu mempunyai tujuan tertentu, pada umumnya untuk memecahkan masalah klien/keluarga/masyarakat. Dalam keperawatan kelancaran wawancara merupakan tanggung jawab perawat untuk mengarahkan proses wawancara menuju tujuannya.
2. Lingkungan.
Yang penting mengenai tempat dalam wawancara adalah tempat yang dapat memberikan rasa nyaman bagi klien. Karena pembicaraan biasanya penting dan bersifat rahasia.
3. Objektif.
Yang dimaksud objektif adalah kebenaran dari cerita atau masalah yang langsung didengar dari klien itu sendiri. Usahakan mendapat data seobjektif mungkin, baik dari klien atau dari orang yang ada hubungannya dengan masalahnya.
4. Hubungan.
Wawancara yang berhasil biasanya ditandai dengan hubungan yang baik, yaitu adanya saling memperhatikan, saling menghormati antara perawat dan klien. Pandanglah klien sebagai manusia seutuhnya dan juga ingin dihargai.
5. Sikap.
Sikap merupakan komponen yang penting dalam proses wawancara. Sikap mendengarkan yang menunjukkan penuh perhatian terhadap masalah klien, tidak memotong pembicaraan klien bila tidak perlu, bila ada kemacetan dalam wawancara perawat harus mampu mengatasi sehingga dapat berjalan lancer.
6. Jarak.
Sebaiknya jarak antara perawat dank lien pada waktu wawancara harus dekat. Kaerena pada jarak yang dekat klien akan lebih leluasa mengutarakan masalahnya.Dengan jarak yang dekat, klien merasa dirnya diperhatikan, merasa bahwa perawat ada di dekatnya yang siap membantu, pada jarak yang dekat pula perawat dapat langsung mengawasi reaksi verbal dan non-verbal klien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

blogger by Febtaris Nursuparyanto | Make Money Online