Selasa, 18 Januari 2011

BERFIKIR KRITIS





BAB I
PENDAHULUAN
Secara umum, kita mengetahui kalau fungsi otak adalah untuk berpikir dan merencanakan apa yang terekam oleh panca indra kita. Sangatlah disayangkan sekali kalau otak yang kita punya ini tidak digunakan dengan sebaik-baiknya. Mungkin kita harus memperhatikan pertanyaan-pertanyaan yang dipaparkan oleh fakta-fakta ilmiah yang diungkapkan oleh almarhum Profesor Isaac Asimov dalam The Brain :
  • Mengapa kita tidak menjadi pembelajar yang lebih baik padahal kita memiliki 200 miliar sel otak? (Ini sama banyaknya dengan jumlah bintang di sejumlah galaksi).
  • Mengapa kita tidak bisa lebih baik dalam mengingat sesuatu hal padahal otak kita mampu menyimpan sekitar 100 miliar bit informasi? (Ini ekuivalen dengan 500 ensiklopedia).
  • Mengapa kita tidak bisa menjadi pemikir yang lebih cepat padahal pikiran kita mengalir dengan kecepatan lebih dari 540 km per jam? (Ini lebih cepat daripada kereta api tercepat yang ada).
  • Mengapa kita tidak lebih baik dalam memahami sesuatu hal padahal otak kita mempunyai lebih dari 100 triliun kemungkinan koneksi/sambungan? (Ini akan menjadi komputer yang paling canggih).
Bangsa Indonesia khususnya sumber daya manusianya harus mampu memanfaatkan potensi yang Allah SWT berikan ini. Otak yang kita punya haruslah kita gunakan juga untuk berpikir bagi masa depan bangsa. Oleh karena itu manusia-manusia Indonesia harus mampu berpikir kritis dan kreatif. Tentu saja dalam batas-batas yang positif dan tidak mengedepankan konflik walaupun cara berpikir setiap orang berbeda, tetapi itu bukanlah halangan melainkan proses untuk menciptakan pemikiran yang lebih baik.

BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian
Pengertian kreativitas dalam kamus adalah mewujudkan atau menciptakan sesuatu dari tidak ada menjadi ada. Kriteria yang utama dalam kreativitas adalah produk. Seseorang dapat dikatakan kreatif apabila secara konsisten dan terus-menerus menghasilkan sesuatu yang kreatif, yaitu hasil yang asli/orsinal dan sesuai dengan keperluan.

Ilustrasi :
Sebelum mengambil keputusan untuk membaca sesuatu, anda tentu sudah berfikir tentang itu.
Berdasarkan keputusan anda untuk membaca buku, adakah itu melalui pertimbangan-pertimbangan tertentu, atau mendengar, apa yang anda lihat sebelumnya ?
Pertanyaan ini memerlukan pemikiran dan jawaban.
Bagaimana pertimbangan anda pada semua pilihan dan berfikir sebelum memilih model untuk belajar.
Tiap-tiap pilihan di atas memerlukan metoda berfikir yang berbeda.
Berfikir
 proses yang tidak statis
 berubah setiap saat/hari.
Proses berfikir bersifat dinamis.
Semua tindeakan keperawatan memerlukan proses berfikir.

Berfikir kritis dalam keperawatan adalah komponen dasar dalam pertanggunggugatan profesional dan kualitas asuhan keperawatan
Berfikir kritis
 jaminan yang terbaik bagi perawat mencapai sukses dalam berbagai aktifitas.

BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN

  Berfikir kritis perlu bagi perawat :
1. Penerapan profesionalisme.
2. Pengetahuan tehnis dan keterampilan tehnis dalam memberikan askep.
Seorang pemikir yang baik tentu juga seorang perawat yang baik.
Diperlukan perawat, karena :
• Perawat setiap hari mengambil keputusan.
• Perawat menggunakan keterampilan berfikir :
1. Menggunakan pengetahuan dari berbagai sumbjek dan lingkungannya
2. menangani perubahan yang berasal dari stressor lingkungan
3. penting membuat keputusan.
Mz.Kenzie à Critical thinking : Ditujukan pada situasi, rencana, aturan yang terstandar dan mendahului dalam pembuatan keputusan.
Critical thinking à Investigasi terhadap tujuan guna mengeksplorasi situasi, phenomena, pertanyaan, atau masalah untuk menuju pada hipotesa atau keputusan secara terintegrasi.
Critical thinking : Pengujian yang rasional terhadap ide-ide, pengaruh, asumsi, prinsip-prinsip, argumen, kesimpulan-kesimpulan, isu-isu, pernyataan, keyakinan dan aktifitas (Bandman and Bandman, 1988).
Pengujian berdasarkan alasan ilmiah, pengembilan keputusan dan kreatifitas.
Asumsi berfikir (Think) :
komponen dasar Berfikir, perasaan dan berbuat dilakukan bersama/sejalan  keperawatan.
Berfikir tanpa melakukan sesuatu adalah sia-sia
Bekerja tanpa berfikir adalah sangat berbahaya
sesuatu yang tidak mungkin Berfikir /berbuat tanpa diserta perasaan
 metoda berfikir kritis :
1. lndividual decision Group
2. Persuasi
3. Propaganda
4. Coercion

Karakteristik berfikir kritis :
• Proses pengetahuan multi dimensi
• Orientasi pada proses
• Kerangka interpretasi pengetahuan, tantangan, pengambilan keputusan, hipotesa dan memodifikasi
Proses berfikir kritis :
1. Memahami
2. Mengevaluasi isi dan bagan isi
3. Mempertanyakan-menjawab-bertanya-menjawab-dst.
4. Membangun pertanyaan : Pemicu proses berkelanjutan yaitu proses untuk mencari jawaban dengan kemungkinan :
a.Ada jawaban-pertanyaan jawaban
b.Tak terdapat jawaban-masalah.
5. Titik jawab - upaya pencarian - mencari jawaban melalui rangkaian kegiatan -Riset.

 Model berfikir kritis (The Six Rs) :Costa, Dkk (1985)
1. Remembering
2. Repeating
3. Reasoning
4. Reorganizing
5. Relating
6. Reflecting

5 bentuk berfikir ( T H I N K )
Total Recall :
Kemampuan mengkaji pengetahuan, dengan pengetahuan itu seseorang belajar dan menanamkan. Sangat luas wawasannya-sangat mengetahui.
perawat pemula yang sedikit pengetahuannya tentang keperawatan.Kurang wawasan

Total recall :
- mengingat fakta-fakta
- mengingat dimana dan mengapa menemukan sesuatu yang diperlukan
- Fakta dalam keperawatan diperoleh dari berbagai sumber termasuk pasien dan keluarganya.
Habits :
Apabila tindakan kebiasaan tidak ada, maka sama dengan berbuat tanpa diterima untuk mengerjakan sesuatu pada waktu yg. Tepat atau
àberfikir. keharusan mengerjakan.
 sering digunakan dalam keperawatan.Cardiopulmonary resuscitation (CPR)
Inquiry :
- menguji isue secara mendalam.
- Pertanyaan yang segera menjadi kenyataan
- Cara berfikir yang utama dalam keputusan
- Keputusan akan lebih akurat bila menggunakan pendekatan inquiry
- Pengumpulan dan analisa info untuk keputusan akan lebih baik.
News ideas and creativity :
- Akar yang perlu dikembangkan dalam keperawatan
- Keperawatan memiliki banyak standar yang dapat menjamin pekerjaan lebih baik. tetapi tidak selalu dapat dilakukan. OKI perawat harus askep lebih
àbelajar lebih banyak guna memperoleh informasi baru  berkualitas.
Knowing how you think :
- Jika perawat berada dalam suatu proses mengetahui, maka peraswat akan dapat mengetahui apa yang difikirkan.

Ada 4 hal pokok penerapan berfikir kritis dalam keperawatan
1.Penggunaan bahasa dalam keperawatan :
Berfikir kritis ad/ kemampuan menggunakan bahasa secara reflektif.
- perawat menggunakan bahasa verbal dan nonverbal dalam mengekspresikan idea, fikiran, info, fakta, perasaan, keyakinan dan sikapnya terhadap klien, sesama perawat, profesi.
- Secara nonverbal saat melakukan pedokumentasian keperawatan.

2. Argumentasi dalam keperawatan Sehari-hari perawat dihadapkan pada situasi harus berargumentasi untuk menenukan, menjelaskan kebenaran, mengklarifikasi isu, memberikan penjelasan, mempertahankan terhadap suatu tuntutan/tuduhan.
 argumentasi terkait dg. konsep berfikir dalam keperawatan :Badman and Badman (1988)
1. berhubungan dengan situasi perdebatan.
2. Debat tentang suatu isu
3. Upaya untuk mempengaruhi individu/kelompok
4. Penjelasan yang rasional

3. Pengambilan keputusan dalam keperawatan
Sehari-hari perawat harus mengambil keputusan yang tepat.
Keputusan apa yang harus kita lakukan

4. Penerapan Proses Keperawatan
Perawat berfikir kritis pada setiap langkah proses keperawatan

a. Pengkajian :
- mengumpulkan data dan validasi.
 berfikir kritis. Perawat melakukan observasi dalam pengumpulan data
 menggunakan ilmu-ilmu lain yang terkait. Mengelola dan mengkatagorikan data

b. Perumusan diagnosa keperawatan :
- Tahap pengambilan keputusan yang paling kritis.
- Menentukan masalah dan argumen secara rasional
- Lebih terlatih, lebih tajam dalam dalam masalah

c. Perencanaan keperawatan :
- menggunakan pengetahuan untuk mengembangkan hasil yang diharapkan
- keterampilan guna mensintesa ilmu yang dimiliki untuk memilih tindakan
d. Pelaksanaan keperawatan :
- pelaksanaan tindakan keperawatan adalkah keterampilan dalam menguji hipotesa.
- Tindakasn nyata yang menentukan tingkat keberhasilan

e. Evaluasi keperawatan :
-Mengkaji efektifitas tindakan
-Perawat harus dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien
-Perlukah diulangi
    
BAB III
KESIMPULAN
R.J. Marzono (1988) mengatakan bahwa untuk menjadi kreatif, seseorang harus :
  • Bekerja di ujung kompetensi, bukan di tengahnya.
Kita melakukan pekerjaan dengan kompetensi tinggi tetapi kita belum menguasainya, keadaan ini akan menantang kita untuk menyelesaikan suatu permasalahan meskipun kita belum memiliki kompetensi dalam bidang itu. Situasi ini akan mendorong untuk berpikir kreatif.
  • Tinjau ulang ide.
Usaha untuk meninjau ulang dan memikirkan ide ini bisa membuahkan ide yang lebih baik untuk dikembangkan.
  • Melakukan sesuatu karena dorongan internal dan bukan karena dorongan eksternal.
  • Pola pikir divergen (menyebar).
Artinya memikirkan satu hal dari aspek yang berbeda atau memberikan jawaban sebanyak mungkin untuk satu pertanyaan.
  • Pola pikir lateral (imajinatif).
Artinya mengembangkan kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda.
Sedangkan berpikir kritis itu sendiri menurut R.H. Ennis (1991) adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan.
Cara meningkatkan kemampuan berpikir kritis berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ian Wright dan C.L. Bar (1987), L.M. Sartorelli (1989) dan R. Swartz dan S. Parks (1992) adalah sebagai berikut :
1. Membaca dengan kritis.
Untuk berpikir secara kritis, seseorang harus membaca dengan kritis pula. Adapun cara membaca secara kritis adalah :
  • Baca sekilas secara keseluruhan dari bahan bacaan.
  • Hubungkan teks dengan konteksnya.
  • Buat pertanyaan tentang kandungan teks.
  • Reflesikan kandungan teks dengan pendapat Anda sendiri.
  • Buat ringkasan dengan kata-kata sendiri.
  • Evaluasi teks dari segi logika, kredibilitas, dan reliabilitas.
  • Bandingkan persamaan dan perbedaan dengan teks lain.
2. Meningkatkan daya analitis.

Caranya dengan membuat diskusi kelompok dan dengan diskusi itu cari permasalahan dan solusi dari permasalahan tersebut.
3.Mengembangkan kemampuan observasi (mengamati).
Untuk meningkatkan kemampuan mengamati, seseorang harus :
  • Peka/tanggap terhadap lingkungan.
  • Melatih diri sendiri untuk mengoptimalkan pemakaian indra.
  • Bisa langsung mengungkapkan secara verbal komentar yang ada di dalam pikiran.
4. Meningkatkan rasa ingin tahu, kemampuan bertanya dan refleksi.
Meningkatkan rasa ingin tahu didapat dengan cara banyak bertanya, pertanyaan yang diajukan hendaklah dengan jawaban yang bukan sesuatu hal yang pasti.


5. Metakognisi.
Metakognisi berarti memahami cara berpikir sendiri. Metakognisi dapat berupa :
  • Merencanakan cara berpikir.
  • Menyadari dan mengawasi cara berpikir.
  • Menamai proses berpikir yang khusus.
  • Menjelaskan tahap-tahap berpikir untuk setiap proses khusus yang dilalui.
  • Mengevaluasi tahap berpikir untuk menuju efisiensi.
6. Mengamati “model” dalam berpikir kritis.
Orang yang dianggap sebagai ‘model’ atau contoh dalam berpikir kritis, menunjukkan sifat-sifat tertentu :
  • Mampu menjelaskan alasan tindakan mereka dengan jelas sehingga dapat dipahami oleh orang yang mengamatinya.
  • Bertanggung jawab atas tindakan mereka, mengakui kekurangan, kegelisahan dan kesuksesan yang dialami.
  • Mengakui dilema dan kerancuan atau ketidakjelasan yang mereka hadapi.
  • Tidak mengubah tingkah laku atau respon mereka terhadap situasi yang kurang beralasan atau tidak rasional.
7. Diskusi yang ‘kaya’.
Kesempatan untuk diskusi yang ‘kaya’ didapat melalui :
  • Forum perdebatan atas isu-isu yang kontroversial.
  • Menghadiri pertemuan-pertemuan di masyarakat tempat pandangan dan pendapat yang berbeda-beda diungkapkan.
  • Menulis surat pembaca atau artikel ke surat kabar untuk menyampaikan pendapat atas isu yang sedang hangat dibicarakan.
  • Menganalisis artikel dari surat kabar atau bahan-bahan lainnya untuk mencari kekurangan dan kelamahan dalam penulisan.
  • Membaca literatur yang menggambarkan nilai-nilai dan tradsi yang berbeda-beda.
Tulisan di atas akan sangat bermanfaat jika dilakukan dengan tindakan yang nyata. Tulisan di atas hanya satu dari banyak alat yang mudah-mudahan menyegarkan pemikiran, memotivasi, dan belajar bagi diri terutama penulis, dalam usaha membangun dan mencerdasakan kehidupan bangsa ini bersama, serta mensyukuri apa yang Allah SWT berikan, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang mau belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

blogger by Febtaris Nursuparyanto | Make Money Online