Sabtu, 13 Agustus 2011

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH


A. Pengertian
        Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang BB < 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram). BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan :
1. Prematur murni.

        Masa gestasi kurang dari 37 minggu dan BB sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB- SMK).

Penyebab antara lain :
1. Faktor ibu.
a. Penyakit.
      Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan , misalnya toksemia grafidarum, trauma fisis dan psikologis, penyakit lain ialah nefritis akut atau tindakan operatif dapat merupakan faktor etiologi prematuritas.
b. Usia.
      Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah  pada usia ibu dibawah 20 tahun dan pada multigravida yang jarak antar kelahirannya terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada usia ibu antara 26 – 35 tahun.
c. Keadaan sosial ekonomi.
      Keadaan ini sangat berperan untuk timbulnya prematuritas, dan kejadian tertinggi terdapat pada sosial ekonomi yang rendah, hal ini disebabkan karena keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan ANC yang kurang. Demikian pula keadaan prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah  ternyata lebih tinggi jika dibandingkan  dengan bayi yang lahir dari perkawinan yang sah
2. Faktor janin.

      Hidramnion, Kehamilan ganda umumnya akan mengakibatkan lahir bayi BBLR.

 



 

Usia kehamilan digolongkan menjadi

a. kurang bulan     <37 minggu
b. cukup bulan       <37-41 minggu
c. lebih bulan         > 41 minggu
Penilaian yang tepat dapat dicapai dengan pemeriksaan klinik bayi baru lahir dengan mengamati :
-          karakteristik luar (kulit, putting susu, telinga, genitalia, kaki)
-          postur dan tonus otot
-          reflek premature
Bayi berat lahir rendah mungkin :
-          kurang bulan, terlalu cepat lahir
kecil untuk masa kehamilan : lahir terlalu kecil
2.Dismaturitas
         Dismaturitas ialah bayi baru lahir yang BB lahir kurang dibanding dengan BB seharusnya untuk masa gestasi bayi itu (KMK).  Pengertian BB kurang dari BB lahir dibawah persentil ke-10 menurut kurva pertumbuhan  intrauterin Usher Lubchenco atau dibawah 2 SD menurut kurvapertumbuhan intra uterin Usher dan Mc. Lean. Dismaturitas dapat terjadi preterm “term” atau “post term” nama lain yang digunakan ialah KMK (kecil untuk masa kehamilan, insufisiensi plasenta. Untuk dismaturitas post term sering disebut ‘post maturity’. Penyebab dismaturitas ialah setiap keadaan yang mengganggu pertukaran zat antara ibu dan janin.

B. Masalah yang sering dihadapi
Masalah yang sering dihadapi BBLR ialah imaturitas organ organ tubuh karena lahir kurang bulan. Beberapa gangguan akibat belum matangnya organ tubuh antara lain:
a.       Sistem pengaturan suhu yang belum matang menyebabkan BBLR memerlukan perawatan dalam incubator
b.      Sistem imunologi yang belum berkembang dengan baik menyebabkan bayi sangat rentan dengan infeksi
c.       Imaturitas system syaraf pusat menyebabkan mudahnya terjadi perdarahan peribentruker
d.      Imaturitas paru memudahkan terjadinya penyakit membran hialin
e.       Imaturitas metabolisme bilirubin menyebabkan terjadinya hiperbilirubinemia
f.     Imaturitas saluran pencernaan mempermudah terjadinya sindrom malabsorbsi

C. Gejala klinis.
            Seperti telah diterangkan diatas, dismatur dapat terjadi “preterm” “term”, post term”.  Pada preterm akan terlihat gejala fisis bayi prematur murni ditambah dengan gejala dismaturitas. Dalam hal ini BB < 2.500 gram, karateristik fisis sama dengan bayi prematur  dan mungkin ditambah dengan retardasi pertumbuhan  dan ‘wasting’ demikian pula pada post term dengan dismaturitas.
            Menurut Guenwald defisit yang menyebabkan retardasi pertumbuhan biasanya berlangsung kronis akibat defisit akan terjadi “ fetal distress”.
Fetal distress dibagi dalam 3 golonngan yaitu :
1.       Acute fetal distress
2.       Sub acute fetal distress
3.       Cronik fetal distres.

Bayi dismatur dengan tanda “wasting”  atau insufisiensi plasenta dapat dibagi dalam
Stadium yaitu :
1.       Stadium pertama
Bayi nampak kurus dan relatif lebih panjang, kulit longgar kering seperti perkamen , belum terdapat noda mekonium.
2.       Stadium kedua.
Stadium pertama ditambah dengan warna kehijauan pada kulit, plasenta dan umbilikus.
3.       Stadium ketiga.
Ditemukan stadium 2 ditambah  kulit berwarna kuning, demikian pila pada kuku dan tali pusat.

D. Komplikasi prematuritas

1.       Sindroma aspirasi mekonium (kesulitan bernafas).
2.       Hipoglikemi simtomatik.
3.       Asfiksis neonatorum
4.       Penyakit membran hialin.
5.       Hiperbilirubinemia.

E. Pengelolaan BBLR
Semua bayi berat lahir rendah akan memerlukan :

Pemberian minum

        Minuman diberikan pada bayi yang terkecil dengan kateter makanan no 6 yang terpasang terus melalui hidung bayi. Lebih baik diberikan ASI tetapi ada susu pengganti yang cukup memuaskan yaitu susu yang disesuaikan dengan ASI dengan pemberian 150-180 ml/kg/hr. Pedoman berikut ini merupakan pedoman yang memuaskan. Minum dimulai bila bayi berusia 4 jam.
            Hari 1   : 20 ml/500 gram BB/hari
            Hari 2   : 30 ml/500 gram BB/hari
            Hari 3  : 40 ml/500 gram BB/hari
            Hari 4  : 50 ml/500 gram BB/hari
            Hari 5  : 75 ml/500 gram BB/hari

Perlindungan terhadap infeksi

        Perlindungan ini dilakukan dengan perawatan yang aman. Semua petugas harus mencuci tangannya dengan cermat, menggunakan krem heksaklorofen. Disediakan ruang terpisah untuk bayi yang terinfeksi dan bayi yang lahir di luar rumah sakit. Incubator memberikan lingkungan yang relatif steril untuk bayi yang terkecil, tetapi ibu harus dianjurkan untuk menyentuh bayinya melalui lubang incubator.

Suhu yang tinggi dan stabil untuk mempertahankan suhu tubuh
        Bayi paling kecil yang beratnya kurang dari 2000 gram dirawat telanjang dalan incubator dalam suhu 32-35oC dengan kelembaban tinggi. Akhirnya sebelum bayi pulang mereka dirawat di dalam kamar bayi  yang dingin (21oC) untuk menyesuaikan diri dengan suhu kamar. Atmosfer dengan kadar oksigen dan kelembaban tinggi

Pencegahan kekurangan zat besi dan vitamin.

F. Prognosis
Tergantung dari berat ringannya masalah perinatal, seperti masa gestasi (semakin muda dan semakin rendah berat badan bayi makin tinggi akan kematiannya), komplikasi yang menyertai (asfiksia/iskemia, sindrom gangguan pernafasan, perdarahan intra ventrikuler, infeksi, gangguan metabolic, dll)

G. Masalah keperawatan
  1. Risiko tinggi ketidakefektifan pola nafas
-          kaji tanda vital setiap 2 jam
-          berikan rangsangan dengan perlahan
-          ubah posisis etiap 2 jam
-          pertahankan posisi kelapa pada incubator
-          Kolaborasi pemberian kebutuhan oksigen dan pemeriksaaan AGD
  1. Risiko timggi terjadi distress pernafasan
-          kaji adanya tanda tanda ditress pernafasan
-          observasi tanda vital
-          kaji kemampuan reflek isap dan menelan
-          beri posisi miring ke kanan setelah pemberiaan minum
-          beri makan/minum sedikit demi sedikit
  1. Risiko tinggi kekurangan volume cairan dan keseimbangan elektrolit
-          kaji tanda vital
-          kaji adanya dehidrasi
-          catat intake dan output, timbang BB
-          kaji dan hitung kebutuhan cairan
-          pertahankan lingkungan yang nyaman
-          Kolaborasi : pemeriksaan elektrolit, pemberian cairan dan elektrolit
  1. Risiko tinggi gangguan pemenuhan nutrisi
-          Observasi dan laporkan adanya muntah, distensi abdomen, perubahan feses dan bising usus
-          Timbang BB
-          Kaji reflek menghisap dan menelan
-          Ajurkan ibu untuk memberikan ASI
-          Barikan makanan sedikit demi sedikit setiap 2-3 jam
-          Kolaborasi : kebutuhan kalori, pemeriksaan glukosa darah
  1. Ketidakefektifan termoregulasi
-          kaji tanda vital
-          berikan suhu lingkungan yang netral
-          pertahankan suhu aksila 36,5-37oC
-          Hindari bayi kontak langsung dengan benda benda panas/dingin
-          Kolaborasi : kebutuhan cairan
  1. Risiko tinggi kerusakan integritas kulit
-          Kaji daerah atau lokasi lesi
-          Jada kebersihan dan kekeringan kulit
-          Ubah posisi setiap 2 jam
-          Lakukan perawatan kulit
-          Kolaborasi pemberian antibiotik
  1. Menyusui tidak efektif
   h.   Risiko infeksi
      i.   PK : Hipoglikemia
    j. PK : Hiperbilirubin






DAFTAR PUSTAKA
Behrman Kligman, Arvm ,2000. Ilmu Kesehatan Anak .EGC, Jakarta
Carpenito,Lynda Juall, 1998.Diagnosa Keperawatan, Edisi 6. EGC. Jakarta.
Catzel P and Robert I, 1984, Kapita selekta Pediatri , EGC, Jakarta.
David Hull, 1991. Kesehatan Anak . Acan . Jakarta .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

blogger by Febtaris Nursuparyanto | Make Money Online